Kamu pasti sudah tahu ya sama Dino T-Rex. Ya, Dinosaurus ini paling terkenal. Tyrannosaurus rex atau T-rex bisa dibilang sebagai spesies dinosaurus paling populer di dunia, lho. Reputasi mereka sebagai predator raksasa ganas membuatnya sangat terkenal. Gak heran jika mereka sangat sering muncul dalam film, bahkan film animasi sekalipun.

Sejarah penelitian Dino T-Rex awalnya oleh Henry Fairfield Osborn, kepala Museum Sejarah Alam Amerika, yang memberi nama Tyrannosaurus rex pada 1905. Nama genusnya berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani τυράννος (tyrannos, artinya "tiran") dan σαύρος (sauros, berarti "kadal"). Osborn memakai kata Latin rex (artinya "raja") untuk nama spesifiknya. Maka dari itu, nama lengkapnya dapat diterjemahkan menjadi "raja kadal tiran", yang melambangkan besar tubuh hewan tersebut dan dugaan bahwa mereka mendominasi lingkungan hidupnya pada masanya.

Gigi yang kelak diidentifikasikan sebagai gigi Tyrannosaurus rex ditemukan pada tahun 1874 oleh Arthur Lakes di dekat Golden, Colorado. Pada awal era 1890-an, John Bell Hatcher mengumpulkan fosil-fosil postkranium di Wyoming timur. Barnum Brown, asisten kurator Museum Sejarah Alam Amerika, menemukan sebagian dari kerangka Tyrannosaurus rex di Wyoming timur pada tahun 1900. 

H. F. Osborn awalnya menamakannya Dynamosaurus imperiosus dalam sebuah makalah dari tahun 1905. Brown kembali menemukan beberapa bagian kerangka di Formasi Hell Creek di Montana pada 1902. Osborn memakai holotipe ini untuk mendeskripsikan Tyrannosaurus rex di dalam makalah yang juga mendeskripsikan D. imperiosus. Pada tahun 1906, Osborn mengakui bahwa keduanya adalah spesies yang sama, dan kemudian memilih Tyrannosaurus sebagai nama yang sah. Kerangka yang awalnya disebut Dynamosaurus kini disimpan di Museum Sejarah Alam, London.


T-Rex.
Pngdownload.id

 

Penampilan mereka juga sangat unik: berdiri tegak dengan dua kaki; punya rahang yang besar dan penuh gigi tajam; tapi juga memiliki dua tangan kecil yang seolah gak berfungsi. Laman National Geographic menyebut bahwa bisa jadi tangan mungil itu ada fungsinya yaitu untuk mencabik mangsa atau untuk menahan pasangannya saat kawin.

 

Postur Tubuh

Pemahaman dahulu, T-Rex berdiri sekira 45 derajat. Jadi... mirip Kanguru. Ternyata hasil penelitian para ahli terkini, ternyata sebenarnya tidak bisa berdiri tegak. Jadi pose tubuhnya dan kepalanya sejajar ketika berjalan. Saat ini museum-museum, karya-karya seni, dan film-film menggambarkan Tyrannosaurus rex dengan tubuh yang kurang lebih sejajar dengan tanah dan ekor yang panjang untuk menyeimbangkan kepala.  

Seperti halnya dinosaurus-dinosaurus bipedal lainnya, Tyrannosaurus rex dulunya digambarkan berpostur dengan sudut sekitar 45 derajat dari garis lurus dan ekor yang menyentuh tanah, mirip dengan kangguru. Konsep ini dapat ditilik kembali ke rekonstruksi Hadrosaurus dari tahun 1865 buatan Joseph Leidy, yang merupakan orang pertama yang menggambarkan dinosaurus dengan postur bipedal. Pada tahun 1915, dengan keyakinan bahwa Tiranosaurus berdiri tegak, Henry Fairfield Osborn, mantan kepala Museum Sejarah Alam Amerika, semakin menyebarkan gagasan ini dengan memamerkan kerangka Tyrannosaurus rex yang disusun dengan postur tegak di museum yang ia kepalai. Fosil tersebut berdiri dengan postur seperti ini selama 77 tahun hingga akhirnya dibongkar pada tahun 1992.

Pada tahun 1970, para ilmuwan mulai menyadari bahwa postur semacam ini tidaklah benar, karena postur tersebut akan mengakibatkan dislokasi atau melemahkan beberapa sendi, termasuk pinggul dan sambungan antara kepala dengan koluma vertebra. Ketidakakuratan postur yang dipamerkan di Museum Sejarah Alam Amerika telah menginspirasi penggambaran-penggambaran serupa di film-film dan lukisan-lukisan (seperti lukisan dinding terkenal karya Rudolph Zallinger yang berjudul The Age of Reptiles di Museum Sejarah Alam Peabody, Universitas Yale), hingga era 1990-an, ketika film-film seperti Jurassic Park mulai memperkenalkan postur yang lebih akurat kepada khalayak umum.

 

Lengan Pendek dan Berjari Dua

Saat Tyrannosaurus rex pertama kali ditemukan, tulang lengan atas merupakan satu-satunya bagian dari tungkai depan yang diketahui keberadaannya. Dalam upaya untuk memasang kerangka yang dipamerkan untuk umum pada tahun 1915, Osborn menggunakan tungkai depan yang berjari tiga seperti pada Allosaurus. Setahun sebelumnya, Lawrence Lambe sudah mendeskripsikan tungkai depan dengan dua jari pada Gorgosaurus yang berhubungan dekat dengan Tiranosaurus. Hal ini dianggap sebagai indikasi kuat bahwa Tyrannosaurus rex memiliki tungkai depan yang serupa, tetapi hipotesis ini baru dipastikan kebenarannya setelah lengan-lengan depan Tyrannosaurus rex pertama yang lengkap ditemukan pada spesimen MOR 555 ("Wankel rex") pada tahun 1989. Sue juga memiliki lengan yang lengkap. 

Lengan Tyrannosaurus rex relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan besar tubuhnya secara keseluruhan; panjang lengan tersebut hanya 1 m, dan beberapa ahli menganggapnya sebagai organ vestigial. Namun, tulang-tulang di lengan Tiranosaurus memiliki ruang yang besar untuk otot, sehingga kemungkinan lengan ini sangat kuat. Hal ini sudah diakui paling tidak dari tahun 1906 oleh Osborn, yang menduga bahwa lengan tersebut dipakai untuk memegang pasangan saat sedang kawin. Terdapat pula dugaan bahwa tungkai depan digunakan untuk membantu Tiranosaurus bangun dari posisi beristirahat. 

Terdapat pula kemungkinan bahwa lengan dipakai untuk menahan mangsa yang sedang melawan. Hipotesis ini tampaknya didukung oleh analisis biomekanikal. Tulang-tulang lengan Tyrannosaurus rex memiliki tulang kortikal yang sangat tebal, yang telah dianggap sebagai bukti bahwa tulang-tulang tersebut mampu menahan beban yang berat. Otot biceps brachii Tyrannosaurus rex dewasa dapat mengangkat beban sebesar 199 kg, dan otot-otot lainnya (seperti otot brakialis) juga akan semakin memperkuat pergerakan fleksi siku. Otot biceps T. rex 3,5 kali lebih kuat daripada otot biceps manusia. Namun, pergerakan lengan Tyrannosaurus rex cukup terbatas; sendi bahu hanya memungkinkan pergerakan 40 derajat, sementara sendi siku hanya memungkinkan 45 derajat. Sebagai perbandingan, sendi bahu Deinonychus memungkinkan pergerakan 80 derajat dan sendi sikunya memungkinkan pergerakan 130 derajat, sementara lengan manusia dapat berputar 350 derajat pada bagian bahu dan dapat digerakkan hingga 165 derajat pada bagian siku.

Postur tubuh T-Rex sejajar antara kepala dan punggung
gambar oleh Durbed wikipedia.org

T-Rex kemungkinan bulu

Meskipun tidak terdapat bukti langsung yang menunjukkan bahwa Tyrannosaurus rex memiliki bulu, saat ini banyak ilmuwan yang meyakini bahwa T. rex memiliki bulu-bulu paling tidak di beberapa bagian tubuhnya, karena keberadaan bulu telah ditemukan pada spesies-spesies terkait. Mark Norell dari Museum Sejarah Alam Amerika menjelaskan bahwa "Bukti mengenai keberadaan bulu pada T. rex (paling tidak pada masa tertentu dalam kehidupannya) sama banyaknya dengan bukti mengenai keberadaan rambut pada Australopithecine seperti Lucy.

Bukti pertama yang mendukung keberadaan bulu pada Tyrannosauridae berasal dari spesies Dilong paradoxus yang bertubuh kecil. Spesies tersebut ditemukan di Formasi Yixian, Tiongkok, pada tahun 2004. Seperti teropoda-teropoda lainnya yang ditemukan di Yixian, kerangka fosil tersebut memiliki lapisan filamen yang diakui sebagai pendahulu bulu. Semua impresi kulit Tyrannosauridae besar yang telah ditemukan menunjukkan bukti akan adanya sisik, sehingga peneliti yang mengkaji Dilong menduga bahwa bulu memiliki korelasi negatif dengan ukuran tubuh; dalam kata lain, hewan-hewan muda mungkin memiliki bulu, tetapi kemudian bulunya rontok dan mereka hanya memiliki sisik saat sudah besar dan tidak lagi membutuhkan insulasi untuk tetap hangat. Penemuan-penemuan berikutnya menunjukkan bahwa beberapa Tyrannosauridae besar bahkan memiliki bulu yang menutupi sebagian besar tubuh mereka, sehingga membantah hipotesis bahwa bulu terkait dengan ukuran tubuh.

 

Kerabat T-Rex (Klasifikasi)


 

Tyrannosaurus adalah genus tipe dari superfamili Tyrannosauroidea, famili Tyrannosauridae, dan subfamili Tyrannosaurinae; dalam kata lain, genus Tyrannosaurus menjadi standar bagi para paleontolog untuk memutuskan apakah spesies lain akan dimasukkan ke dalam kelompok yang sama. Genus-genus lain yang tergolong ke dalam subfamili Tyrannosaurinae meliputi Daspletosaurus dari Amerika Utara dan Tarbosaurus dari Asia, dan keduanya kadang-kadang disinonimkan dengan Tyrannosaurus. Tyrannosauridae sebelunya sempat dianggap sebagai keturunan teropoda-teropoda besar dari masa sebelumnya seperti megalosaurus dan carnosaurus, tetapi kini Tyrannosauridae dikelompokkan bersama dengan hewan-hewan dari klad (kelompok taksonomi) Coelurosauria yang umumnya lebih kecil.


Referensi

  1. Larson, P.L. 1994. "Tyrannosaurus sex. In: Rosenberg, G.D. & Wolberg, D.L. Dino Fest". The Paleontological Society Special Publications. 7: 139–155.
  2. Erickson GM, Kristopher Lappin A, Larson P. 2005. "Androgynous rex – the utility of chevrons for determining the sex of crocodilians and non-avian dinosaurs". Zoology (Jena, Germany). 108 (4): 277–86. doi:10.1016/j.zool.2005.08.001. PMID 16351976. 
  3. Schweitzer MH, Elsey RM, Dacke CG, Horner JR, Lamm ET (April 2007). "Do egg-laying crocodilian (Alligator mississippiensis) archosaurs form medullary bone?". Bone. 40 (4): 1152–8. doi:10.1016/j.bone.2006.10.029. PMID 17223615. 
  4. Leidy, J. 1865. "Memoir on the extinct reptiles of the Cretaceous formations of the United States". Smithsonian Contributions to Knowledge. 14: 1–135.
  5. "Tyrannosaurus". American Museum of Natural History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Desember 2008. 
  6. Newman, BH. 1970. "Stance and gait in the flesh-eating Tyrannosaurus". Biological Journal of the Linnean Society. 2 (2): 119–123.